reemill.blogspot.com - Rasanya sudah tidak asing dengan anjuran untuk tidak mengonsumsi junk food seperti piza, hamburger, hotdog, ataupun kentang goreng. Selain tidak baik untuk kesehatan, junk food juga ternyata memiliki keterkaitan dengan munculnya perasaan depresi.
Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam jurnal Public Health Nutrition, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi junk food 51 persen menunjukkan tanda-tanda depresi. Semakin banyak junk food yang dikonsumsi seseorang, maka dia akan semakin depresi. Temuan ini cukup menjelaskan mengapa emotional eating muncul seperti “lingkaran setan.” Intensitasnya selalu bertambah dan, tentu saja, semakin sulit dihentikan.
Memang, untuk sesaat, junk food dapat membuat pikiran terasa lebih baik. Namun, untuk jangka panjang, justru semakin memperburuk kondisi pikiran. Depresi akan bertambah dan perasaan nyaman akan hilang. Solusi singkat, dan yang kerap dilakukan, adalah kembali mengonsumsi junk food.
Untungnya, masih ada beberapa solusi untuk menghindari dampak buruk dari junk food besera lingkaran setan dari emotional eating. Beberapa cara berikut layak untuk dicoba:
Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam jurnal Public Health Nutrition, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi junk food 51 persen menunjukkan tanda-tanda depresi. Semakin banyak junk food yang dikonsumsi seseorang, maka dia akan semakin depresi. Temuan ini cukup menjelaskan mengapa emotional eating muncul seperti “lingkaran setan.” Intensitasnya selalu bertambah dan, tentu saja, semakin sulit dihentikan.
Memang, untuk sesaat, junk food dapat membuat pikiran terasa lebih baik. Namun, untuk jangka panjang, justru semakin memperburuk kondisi pikiran. Depresi akan bertambah dan perasaan nyaman akan hilang. Solusi singkat, dan yang kerap dilakukan, adalah kembali mengonsumsi junk food.
Untungnya, masih ada beberapa solusi untuk menghindari dampak buruk dari junk food besera lingkaran setan dari emotional eating. Beberapa cara berikut layak untuk dicoba:
- Konsumsi makanan yang memunculkan suasana hati yang baik. Berdasarkan penelitian tahun 2003 di Finlandia, makanan yang mengandung vitamin B dapat mencegah depresi dan penyakit mental lainnya. Bayam, kacang, ikan, dan unggas merupakan sumber-sumber vitamin B.
- Keluar rumahlah, bermain di bawah matahari. Kandungan vitamin D yang tinggi dalam darah dapat mengurangi risiko depresi. Nah, karena kulit mampu memproduksi vitamin D saat terpapar sinar matahari, tentunya kita tinggal bermain dan berjemur di bawah sinar matahari untuk memperoleh vitamin D.
- Untuk saran yang terakhir, tampaknya akan sulit untuk ditolak: mengonsumsi cokelat hitam. Tentunya ini menjadi makanan pengganti terbaik dari junk food. Berdasarkan penelitian Yale University, mengonsumsi cokelat hitam dalam takaran sedang dapat menimbulkan perasaan kenyang, sekaligus meningkatkan fungsi kognitif, dan membuat suasana hati membaik. (myhealthnewsdaily)
0 comments:
Post a Comment