Saturday, January 19, 2013


Candi Borobodur merupakan salah satu dari 7 bangunan yang megah dan dapat  dikenal ajaib di dunia. Keajaiban tersebut tentunya menyimpan sejarah dan makna mendalam pada saat dibangun oleh leluhur kita. Bangunan ini terletak di desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di Sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungi Progo dan Elo.

Arsitektur Borobudur mempunyai ukuran panjang x lebar x tinggi sebesar 121 x 121 x 35 meter, dengan susunan bangunan terdiri dari 9 teras berundak, yaitu 6 persegi dan 3 lingkaran, serta 1 stupa induk di puncak. Secara vertikal dibagi menjadi Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Arsitek pembangunan Borobudur masih tidak bisa dipastikan. Menurut legenda Candi Borobudur didirikan oleh arsitek Gunadharma, namun secara historis belum diketahui secara pasti. Sedangkan menurut Casparis berdasarkan interpretasi prasasti tahun 824 M dan prasasti Sri Kahulunan 842 M, pendiri Candi Borobudur adalah Smaratungga yang memerintah tahun 782-812 M pada masa dinasti Syailendra.

Seniman pembuat Borobudur dapat dipastikan adalah orang lokal Indonesia. Menurut 2 buah prasasti, orang-orang Indonesia dahulu ada yang belajar agama di India, dan mungkin jumlahnya banyak, sehingga ada seorang raja Sriwijaya minta kepada raja dinasti Pala untuk membuat asrama bagi pelajar Indonesia di Nalanda.  Mereka belajar tentang aturan-aturan membuat bangunan suci beserta komponennya dari kitab Vastusastra, kemudian mengunjungi pusat-pusat kesenian di India Utara dan India Selatan, lalu pulang ke Indonesia. Beberapa hal pendukung lain adalah dari adegan-adegan relief Borobudur, khususnya cerita Mahakarmawibhanga, banyak mengambil kehidupan sehari-hari di Jawa seperti bekerja di sawah, jualan di pasar, memikul pada dan sebagainya. Di atas panil juga terdapat inskripsi pendek-pendek sebagai petunjuk bagi seniman yang ditulis dalam aksara Jawa Kuna dan bahasa Jawa Kuno, bukan Sansekerta.

Candi Borobudur ditemukan kembali tahun 1814 oleh  Sir Thomas Stanford Raffles, Gubernur Jenderal Ingris kegiatan di Semarang, waktu itu Raffles mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu telah ditemukan susunan batu bergambar, kemudian ia mengutus Cornelius seorang Belanda untuk membersihkannya. Pekerjaan ini dilanjutkan oleh Residen Kedu yang bernama Hartman pada tahun 1835. Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis Borobudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat.

0 comments:

Post a Comment